Game iOS dan Android Membunuh Pembuat Konsol di Seluler [Laporan]
Industri game konsol telah menderita akhir-akhir ini, dengan perusahaan seperti Nintendo melaporkan rekor kerugian dan pemotongan harga perangkat keras. Di sisi lain, industri game seluler telah meroket ke garis depan inovasi dan adopsi pengguna, sebagian besar berkat distribusi massal yang disediakan oleh App Store.
Laporan baru oleh Analisis Kebingungan menunjukkan bagaimana platform iOS dan Android benar-benar mendominasi industri game seluler AS, dengan lebih dari setengah pendapatan di AS berasal dari App Store dan Android Market.
![Chart_USportableGameRevenue_MarketShare_2009-2011-resized-600](/f/380623390fc6dfc50d156e81fdffc652.jpg)
2011 telah menjadi tahun yang penting untuk game mobile. Pada tahun 2010, Nintendo DS menyumbang 57% dari pendapatan seluler, sementara iOS dan Android hanya mengambil 34%. Tahun ini, situasinya telah berubah, dengan iOS dan Android mencuri 58% pendapatan di AS. Pendapatan game seluler Sony terus menyusut sejak 2009.
Nintendo telah menolak untuk membuat game untuk smartphone dan secara kebetulan melaporkan kerugian bersih pertamanya dalam sejarah. DS telah melihat beberapa penurunan harga, dan CEO mengambil potongan gaji 50% setelah penurunan terbaru. Sony sedang mencoba untuk terlibat dalam aksi dengan produk seperti Xperia Play, tetapi perusahaan belum mengarahkan pandangannya untuk memonetisasi judul di App Store.
Keberhasilan iOS dan Android dapat dikaitkan dengan banyak faktor. Game freemium terus merevolusi cara pengembang game menghasilkan uang di App Store, dan judul umumnya jauh lebih murah jika dibandingkan dengan harga konsol. Apple menambahkan peningkatan luar biasa dalam kinerja grafis dengan iPhone 4S, dan prosesor seluler mulai memungkinkan game berkualitas konsol di perangkat smartphone atau tablet.
Perusahaan seperti Sony dan Nintendo perlu memutuskan dengan cepat apakah akan melompat sepenuhnya dan tenggelam, atau mulai mengembangkan untuk iOS dan Android. Hanya ada begitu banyak ruang tersisa yang belum dikanibal oleh App Store.
Bayangkan seperti apa grafiknya tahun depan.